Di Indonesia, penggemar musik cadas atau musik underground sangat tinggi .Banyak event -event underground di padati ratusan bahkan hingga ribuan undergrounders.
Meskipun bagi beberapa orang musik ini cukup menyakitkan telinga mereka atau di anggap musik musik yang urakan, dalam realitanya, pakar kesehatan justru menyebutkan jika penggemar musik underground termasuk orang yang cukup beruntung karena ternyata mendengarkan musik yang keras bisa sangat efektif untuk meredam kemarahan.
Seorang pakar kesehatan Leah Sharman dan dr. Genevieve Dingle membuktikan hal ini dengan melakukan riset pada 39 orang dengan rentang usia 18 hingga 34 tahun yang kesemuanya memiliki hobi mendengarkan musik underground.
Setelah diinduksi dengan beberapa isu yang cukup mengganggu emosi mereka layaknya hubungan dengan pacar, masalah pada pekerjaan, atau bahkan masalah keuangan selama 16 menit hingga mereka merasa marah, mereka pun kemudian mendengarkan lagu-lagu kesukaan mereka selama 10 menit dalam kondisi yang tenang dan hening.
Hasilnya adalah, mereka yang sebelumnya marah justru kemudian lebih rileks dari sebelumnya.
Bahkan, efek mendengarkan musik keras ini diyakini sama dengan mereka yang melakukan terapi duduk dengan keheningan untuk melawan emosi yang negatif. Sharman sendiri mengatakan jika mendengarkan musik keras ternyata bisa berakibat pada kemampuan seseorang mengendalikan kesedihan sekaligus meningkatkan emosi positif.
Hal ini berarti, sepertinya kini kita menemukan cara untuk melawan kondisi marah besar dengan cara yang cukup mudah, yakni mendengarkan musik underground.
Dari riset di atas menegaskan sekaligus membantah pandangan orang-orang atau masyarakat tentang musik underground.Mereka selalu beranggapan bahwa musik underground itu identik dengan sound yg keras dan lirik-lirik lagu yang kasar dan cenderung anarkis serta depresif.
Dan anggapan ini memang salah kaprah karena justru pakar kesehatan menyatakan bahwa musik underground tidak berkaitan dengan agresifitas seseorang..
No comments:
Post a Comment